Langsung ke konten utama

Postingan

Hikayat Imam Al Ghazali

Sejarah Hidup Imam Al Ghazali Imam Al Ghazali , sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau. Nama, Nasab dan Kelahiran Beliau Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191). Para ulama nasab berselisih dalam penyandaran nama Imam Al Ghazali. Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau. Ini dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir. Penisbatan pendapat ini kepada salah seorang keturunan Al G

Kisah Sunan Ampel

KISAH SUNAN AMPEL l.  RADEN RAHMAT Kisah Sunan Ampel Raden Ahmad All Rahmatullah atau Sunan Ampel adalah cucu Raja Cempa. Ayahnya bernama Ibrahim Asmarakandi yang kawin dengan putri Raja Cempa yang bemama Dewi Candrawulan. Adik dari putri Dewi Candrawulan bernama Dewi Anarawati atau Dwa­rawati diperistri oleh Raja Brawijaya Majapahit. Konon penkawinan antara Raja Majapahit dan Putri Dwarawati ini atas skenario para wali, tujuannya agar raja Majapahit itu mau masuk agama Islam, atau setidaknyo memberikan kelonggaran agar Islam berkembang dan tersaar di Majapahit. Setelah Kake Bantal atau Syeh Maulana Malik Ibrahim meninggal du­nia pada tahun 1419, para wali berfikir untuk mencari penggantinya. Atas usul Syeh Maulano Ishak maka didatangkanlah Raden Rahmat dari Cempa ke Pulau Jawa. Mula-mula Raden Rahmat langsung menuju istana Majapahit karena Ratu Dwarawati adalah bibinya sendiri, Raden Rahmat selama tinggal di Majapahit mencoba mengajak Prabu Brawijaya masuk agama Isl

Ayah Berpulang Ke Rakhmatullah

AYAH BERPULANG KE RAKHMATULLAH Pada tanggal 1 Januari 1956 ayah berpulang ke Rakhmatullah, dalam pengungsian di Tasikmalaya di rumahnya Bapak H. Sobari. Kutuliskan disini agar diketahui oleh anak cucu untuk mengingatkan mereka bahwa kita semua sebagai makhluk Cip­taan-Nya yang masing-masing telah ditetapkan hidupnya di dunia yang yang Fana ini, akan kembali ke pangkuan-Nya Walaupun bagaimana sayang­nya kepada orang tua, terlambat kuat kepada-Nya lahir dan bathin, namun akhirnya kita harus juga berpisah, tidak ada kekuasaan untuk menolak takdir Ilahi. Beliau telah menurunkan warisan yang sangat berharga Mutiara yang tiada tandingannya tinggi nilainya, terbungkus dalam kalbu, jasad, rokh, rasa dengan darah mengalir meresap diseluruh badan Lafadz ALLAH YANG MAHA PENCIPTA. Dan wasiatnya yang dinamakan "TANBIH'' ce­tusan, kesayangan, kecintaan dan keikhlasan beliau, memberikan pedoman hidup bagi yang ditinggalkan anak cucu dan ikhwan. Karena gangguan Gerombolanlah yang

RIADHOH (WIRID) AYAH

RIADHOH (WIRID) AYAH Wirid sehari-hari yang dilaksanakan almar­hum Syaehunna Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (ABAH SEPUH) ialah "rawa­tib" dan Shalat Sunat lainnya, diantaranya: A.     1.     Wirid shalat Rowatib sebelum shalat fardu (ba' da) yang lima waktu. a.    2 sampai 4 raka'at sebelum dan se­sudah shalat Isya b.    2 sampai 4 raka'at sebelum dan se­sudah shalat Maghrib. c.    2 san1pai 4 raka'at sebelum shalat Shubuh d.    2 sampai 4 raka'at sebelum dan sesudah shalat Dhuhur. e.    2 sampai 4 rakaat sebelum shalatAshar 2.     Sesudah matahari naik sepenggatah kira-kira pukul 06.00, sembahyang Isroq, Isti'adah dan Istikharah. 3.   Dari mulai matahari naik ± pukul 07.00, sembahyang Dhuha yang waktunya sampai pukul 11.00 sebanyak delapan raka'at. 4.     Shalat Tasbih yaitu sembahyang di waktu malam. 5.    Shalat yang merupakan sembahyang pe­nutup diteruskan dengan wirid dzikir se­banyak banyaknya dilanjutkan den

Mengungsi

MENGUNGSI Negara Indonesia sebelum kemerdekaannya dijajah oleh bangsa Belanda selama ± 350 tahun, selanjutnya oleh bangsa Jepang selama 3.5 tahun. Kemerdekaan Indonesia bukanlah suatu hadiah dari penjajah, melainkan diperoleh melalui perjuangan yang telah menelan korban kesumah bangsa, tentara, laskar-laskar dan juga pemuda pemudi ikut pula menghiasi dalam sejarah negara dan bangsa. Tidak sedikit pengorbanan yang dideri­ta baik fisik, material akibat kekejaman bangsa penjajah. Tetapi dengan semangat yang menggebu dalam diri rakyat walaupun dengan persenjataan yang sangat sederhana sekalipun mereka tak gentar untuk berani maju mere but kemerdekaan. Setelah mengarungi lauatan darah dan letusan senjata yang menggelegar disertai jeritan-jeritan yang menjadi korban, akhirnya sampailah pada apa yang kita harapkan yaitu kemerdekaan Indonesia. Selama masa perjuangan bangsa Indonesia mengalami kesukaran dan kesusahan, kepahitan dan penderitaan yang tidak sedikit. Hidup tak me­nentu, usa
Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.