Langsung ke konten utama

Postingan

Kisah Abah Sepuh

Syekh H. Abdullah Mubarok Kisah Abah Sepuh " Syekh. H. Abdullah Mubarok bin Noor Muahmmad " Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya. Cerita ini Kami sampaikan buat Anda yang kami kutip dari buku yang di susun oleh Ibu Hj. Didah Residah Mubarok anak dari Abah Sepuh. Kisah ini disusun sesuai dengan bukunya dan akan di uraikan setiap bab judulnya. Semoga dengan membaca kisah Abah Sepuh dapat memberi pencerahan ruhani kita. Amin Kisah ini di mulai dari kata sambutan dari Ibu Hj. Didah Residah Mubarok. Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Terlebih dahulu saya mohon maaf yang sebe­sar-besarnya, maklum sifat manusia tidak luput dari kehilapan dan kealfaan, tak sunyi dari kepicikan dan kesempitan. Apa yang akan saya tuliskan dalam blog ini adalah mengenai "HIKAYAT ALMARHUM ABAH SEPUH ", ayahanda tercinta H. AB­DULLAH MUBAROK bin NUR MUHAM­MAD, mengenai perjalanan hidup beliau sejak ma­sih kecil sampai besar hingga beliau kembali pu­lang ke Rakhmatullah. Bukan se

Syekh Abdurrauf As-Singkili

Syekh Abdurrauf As-Singkili SUFISME SEORANG MUFTI KERAJAAN ISLAM DI ACEH Ia tidak hanya seorang mufti, tapi juga seorang guru tarekat sufisme di Indonesia Syekh Abdurrauf As-Singkili Bagi sebagian umat Islam di Indonesia, terutama masyarakat Aceh, tentu mengenal sosok ulama yang satu ini: Syekh Abdurrauf As-Singkili . Namanya masyhur karena peran dan kontribusinya yang begitu besar bagi dunia Islam di Indonesia. Ia merupakan ulama besar yang mewarnai Tarekat Sat-tariyah yang popular di India pada abad ke-15. Nama Sattariyah dinisbatkan kepada tokoh yang berjasa mengembangkannya, yakni Abdullah Al-Sattar. Selama hayatnya, ulama yang dijuluki Syiah Kuala ini menelurkan sekitar 21 karya tulis yang terdiri dari satu kitab tafsir, dua kitab hadis, tiga kitab fikih, dan selebihnya kitab tasawuf. Bahkan Taijuman al-Mustafid (Terjemah Pemberi Faedah) adalah kitab tafsir Syiah Kuala yang pertama dihasilkan di Indonesia dan berbahasa Melayu, Salah satu karyanya yang dianggap pen

Syekh Muhammad Sa’id Bonjol

Syekh Muhammad Sa’id Bonjol Di salah satu Pusat perjuangan Paderi (1803-1838), Bonjol, pernah pula menjadi pusat kajian Islam Tradisional Minangkabau yang masyhur namanya sampai akhir abad ke-20. Nama besar perguruan Islam Tradisional itu tak lain karena dedikasi dan ketenaran seorang ulama besar yang kharismatik di daerah ini. Ulama itu ialah Syekh Muhammad Sa’id Bonjol, terkenal pulalah beliau ini dengan panggilan “Imam Bonjol ke-II”. Masih tertulis dengan rapi nama Syekh Muhammad Sa’id Bonjol ini dalam buku-buku sejarah tua tentang Islam di Minangkabau, karena beliaulah penganjurnya yang gigih dan konsisten dengan akidah dan amalan yang dianut. Nama beliau paling banyak disebut apabila dihubungkan dengan jami’ah (organisasi) ulama-ulama Tua Minangkabau, PERTI , sebagai salah seorang sesepuh yang dihormati, teman seperjuangan Inyiak Syekh Sulaiman ar-Rasuli Candung. Organisasi Kaum Tua ini terkenallah sebagai wadah persatuan Ulama-ulama besar yang setia terhad

Sunan Gresik

Sunan Gresik/Maulana Malik Ibrahim 1. Satria Mega Pethak Siang yang terik. Matahari memanggang bumi yang gersang di desa Tanggulangin. Dari ujung desa nampak serombongan orang berkuda bersorak-sorai meneriakkan kata-kata kasar dan kotor. Mereka memacu kudanya dengan kecepatan tinggi. Penduduk desa, terutama wanita dan anak-anak yang berada di luar rumah, langsung berteriak ketakutan dan masuk ke dalam rumah masing - masing  ketika melihat gerombolan orang berkuda itu memasuki jalanan desa. Gerombolan orang berkuda itu ada sekitar dua puluh orang, terus memacu kudanya hingga ketengah-tengah perkampungan penduduk.Dua orang berada di barisan terdepan mengangkat tangannya tinggi-tinggi sebagai pertanda agar mereka yang dibelakangnya berhenti. Agaknya dua orang yang berada paling depan itu adalah pemimpinnya. Yang pertama tubuhnya tinggi besar, berewokan, ada membawa tanda tentara kerajaandi dadanya namun tanda itu dikenakan enaknya saja tanpa mengindahkan aturan satuan
Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.