Langsung ke konten utama

Jalan Orang-Orang Ma'rifat

Cetak Roll Banner, XBanner, Spanduk, Backdrop, Photo Paper, Kanvas, Bendera
JALAN ORANG-ORANG MA’RIFAT

Segala puji bagi Allah, Dzat Yang telah menerangi hati orang-­orang ma'rifat dengan berdzikir kepadaNya, menggerakkan lidah mereka dengan mensyukuri nikmatNya, dan memak­murkan organ-organ tubuh mereka dengan berkhidmah kepa­daNya. Mereka ini adalah taman surga manusia yang tempat gembalaan mereka Di kebun-kebun ahli ma'rifat itu, orang-orang menumpahkan cinta mereka. Allah selalu menyebut-nyebut me­reka dan mereka menyebut-nyebut Allah. Alalh mencintai me­reka dan mereka mencintai Allah. AJlah meridlai mPreka dan mereka ridla kepada Allah.
Modal ma'rifat mereka adalah kefakiran. Menejemen me­reka adalah getaran hati karena mengingat Allah. Ilmu mereka adalah obat penghapus dosa. Ma'rifat mereka adalah obat hati. Mereka adalah lampu-lampu yang memancarkan hujjah-hujjah Allah. Mereka adalah kunci. Kunci pembuka gudang-gudang hikmah Allah. Imam mereka adalah rembulan yang bersinar terang dan panglima mereka adalah cahaya, dan dia itu adalah junjungan seluruh umat manusia, yaitu Muhammad bin Abdul­lah bin Abdul Muththallib. Beliau adalah Rasul penutup, buah suci dari pohon yangdiberkati, yangpangkalnya adalah taubid dan cabang-cabangnya adalah taqwa.

"(Pohon itu) tumbuh tidak di sebelah timur juga tidak di sebelah barait yang minyaknya hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atus cahaya. Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehen­daki. dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. '' (QS Al Nuur: 35).


"Barangsiapa tidak diberi cahaya oleh Allah, maka baginya tidak ada cahaya sedikit pun.'' (QS. Al Nuur: 10).

Shalawat Nabi menerangi langit dan bumi. Jejak-jejak ca­hayanya meninggi dan bersemayam dalam hati orang-orang yang suci. Shalawatnya mengharumkan dunia. menjadi kabar gembira bagi para Nabi. Shalawatnya juga menaungi keluarga­nya yang sud dan para sahabatnya yang disucikan.

Murid-murid Sufi

Mengawali untuk menjadi murid sufi, ia berkeliling di atas tiga prinsip utama, yaitu khauf, raja' dan hub (takut, harap, dan cinta). Khauf (takut) adalah cabang ilmu, rajak (berharap) adalah cabang keyakinan, sedang hub (cinta) adalah cabang ma'rifat. Bukti khauf adalah lari (dari dosa]. Bukti raja' adalah mencari (Allah). Dan bukti hub adalah memutlakkan atau meng­utamakan Dzat yang dicintai. Perumpamaan tiga hal itu adalah Masjidil Haram, masjid, dan Ka'bah. Barangsiapa masuk Mas­jidil Haram, ia pasti aman dari gangguan makhluk. Barangsiapa masuk masjid (masjid umum), tubuhnya harus dijaga dari melakukan maksiat. Barangsiapa masuk Ka'bah, maka hatinya aman dari mengingat selain Allah. Jika seorang hamba mene­tapi kebaikan ini, ia ditetapkan mampu memandang di kegelap­an malam dan di terangnya siang. Ia tahu jika salah satunya muncul, maka yang satu hilang. Jika gelapnya malam muncul, maka terangnya siang hilang. Jika cahaya siang naik, maka kege­lapan malam turun menghilang.
Demikian juga dengan cahaya ma'rifat. Jika cahaya ma'rifat bersinar, maka kegelapan maksiat menghilang dari peredaran tubuh. Jika suatu keadaan yang diridhainya mengondisikannya untuk menyongsong maut. ia bersyukur kepada Allah atas taufiq dan pemeliharaan Nya. Jika suatu keadaan yang dibencinya me­nguasainya dan maut bersamanya, ia beralih dari keadaan itu dengan keteguhan tekad dan kesempurnaan perjuangan. Ia tahu bahwa tidak ada tempat berlindung dari murka Allah kecuali kembali kepada Allah. Ia juga sadar bahwa tidak ada yang bisa mengantarkannya untuk sampai kepada Allah kecuali bersamaNya. Ia menyesal atas kesalahan-kesalahan yang per­nah diperbuatnya. Ia prihatin atas usianya yang pernah dipakai untuk berbuat dosa. Ia kembali dan memohon pertolongan ke­pada Allah agar menyucikan badan wadagnya dari dosa-dosa dan menjernihkan batinnya dari aib. Ia memutus senar nyanyi­an Iupa dari hatinya, memadamkan api yang membakar syah­watnya, berjalan lurus di atas titian kebenaran, dan mengenda­rai kendaraan kejujuran. Sesungguhnya siang adalah bukti ke­hidupan akhirat dan malam adalah bukti kehidupan dunia. Ti­dur adalah saksi kematian. Seorang hamba pasti mendatangi apa yang telah lewat dan menyesali apa yang telah berlalu.
 "Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."  (QS. Al Qiyamah: 13).

Halaman Selanjutnya Hukum .....
Postingan Terbaru

Komentar

Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.