Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label History Waliyullah

Syekh Haji Abdul Muhyi

PAMIJAHAN     Bagi saudara yang berada di Jawa Barat Pamijahan Mungkin tidak asing lagi, Pamijahan adalah sebuah kampung yang letaknya di pinggir kali, sehingga dimana kali itu banjir, biasanya kampung itu tertimpa banjir seperti yang pernah dialami sampai beberapa rumah hanyut terbawa air bah. Pamijahan itu sebagai ibu kota Kedusunan, juga sebagai Ibu Kota Desa Pamijahan (yang dulunya Desa Bongas), kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Di sana ada sebuah makam Waliyullah yang telah dikenal sejak nenek moyang penduduk Pamijahan, yang bernama : SYEKH HAJI ABDUL MUHYI" bin Sembah Lewe Wartakusumah dari seorang ibu yang bernama : R. Ajeng Tanganijah. Asal Mulanya Menurut sumber yang dapat di percaya pada Bulan Rabiul Awal sekitar tahun 1109 H/1688 M, datanglah Cendekiawan dari daerah Kuningan Cirebon. Mengenai perkiraan tahun datangnya yaitu dihubungkan dengan berdirinya Mataram dan Sunan Gunungjati Cirebon. Hubungan dengan Mataram karena ada surat da

Kisah Sunan Ampel

KISAH SUNAN AMPEL l.  RADEN RAHMAT Kisah Sunan Ampel Raden Ahmad All Rahmatullah atau Sunan Ampel adalah cucu Raja Cempa. Ayahnya bernama Ibrahim Asmarakandi yang kawin dengan putri Raja Cempa yang bemama Dewi Candrawulan. Adik dari putri Dewi Candrawulan bernama Dewi Anarawati atau Dwa­rawati diperistri oleh Raja Brawijaya Majapahit. Konon penkawinan antara Raja Majapahit dan Putri Dwarawati ini atas skenario para wali, tujuannya agar raja Majapahit itu mau masuk agama Islam, atau setidaknyo memberikan kelonggaran agar Islam berkembang dan tersaar di Majapahit. Setelah Kake Bantal atau Syeh Maulana Malik Ibrahim meninggal du­nia pada tahun 1419, para wali berfikir untuk mencari penggantinya. Atas usul Syeh Maulano Ishak maka didatangkanlah Raden Rahmat dari Cempa ke Pulau Jawa. Mula-mula Raden Rahmat langsung menuju istana Majapahit karena Ratu Dwarawati adalah bibinya sendiri, Raden Rahmat selama tinggal di Majapahit mencoba mengajak Prabu Brawijaya masuk agama Isl

Sunan Gresik

Sunan Gresik/Maulana Malik Ibrahim 1. Satria Mega Pethak Siang yang terik. Matahari memanggang bumi yang gersang di desa Tanggulangin. Dari ujung desa nampak serombongan orang berkuda bersorak-sorai meneriakkan kata-kata kasar dan kotor. Mereka memacu kudanya dengan kecepatan tinggi. Penduduk desa, terutama wanita dan anak-anak yang berada di luar rumah, langsung berteriak ketakutan dan masuk ke dalam rumah masing - masing  ketika melihat gerombolan orang berkuda itu memasuki jalanan desa. Gerombolan orang berkuda itu ada sekitar dua puluh orang, terus memacu kudanya hingga ketengah-tengah perkampungan penduduk.Dua orang berada di barisan terdepan mengangkat tangannya tinggi-tinggi sebagai pertanda agar mereka yang dibelakangnya berhenti. Agaknya dua orang yang berada paling depan itu adalah pemimpinnya. Yang pertama tubuhnya tinggi besar, berewokan, ada membawa tanda tentara kerajaandi dadanya namun tanda itu dikenakan enaknya saja tanpa mengindahkan aturan satuan
Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.