CERITA AYAH BERKELANA Setelah selesai sembahyang Ashar seperti biasanya aku menjumpai ayah di tempat duduknya untuk mendengarkan lanjutan ceritanya. Keinginan ayah untuk Pesantren sudah amat kukuh, bahkan pada waktu berangkat ayah tak sempat pamit pada ayah dan ibu angkatnya. Dengan i 'tikad untuk mencari sebuah Pesantren ke arah Timur, ayah melanjutkan perjalanannya sampai begitu jauh hanya dengan memakai "BAKIAK" ( alas kaki dibuat dari kayu) dan dengan membawa bekal uang 3,5 sen. Cerita Ayah Berkelana Pada waktu itu jalan-jalan di Pedusunan tidak selebar dan sebagus sekarang. Menerobos hutan-hutan kecil yang penuh belukar, menyelusuri gunung, menyebari sernak-semak. Makan seadanya yang di pinggiran j alan, seperti bongborosan (Tumbuhan muda), daun-daunmuda, buah-bua.han yang terdapat di pinggiran jaIan dan hutan serta lain-lain yang dapat dimakan. Untuk menghilangkan rasa sepi tiada lain hanya dengan membaca shalawat dan berdzikir. Dan bila tiba waktu...