Langsung ke konten utama

Postingan

Rabi'ah Al Adawiyah (Ratu Sufi Yang Cemerlang)

Rabi'ah Al Adawiyah (Ratu Sufi Yang Cemerlang) Tokoh sufi wanita yang sangat terkenal di seluruh dunia karena kesuciannya ini adalah Rabi’ah binti Ismail Al Adawiyah. Ia berasal dari keluarga miskin. Sejak kecil tinggal di kota Bashrah. Dia sangat dihormati oleh orang-orana shaleh yang hidup pada masa itu. Seumur hidupnya ia tidak pernah menikah. Jiwa raganya hanya untuk Yang dicintainya yaitu Allah. Pada malam Rabi’ah dilahirkan ke dunia, tidak ada sesuatu barang berharga yang dapat ditemukan di dalam rumah orang tuanya, karena ayahnya adalah seorana yang sangat miskin. Si ayah bahkan tidak mempunyai minyak setetes pun untuk memoles pusar puterinya itu. Mereka tidak mempunyai lampu dan tidak mempunyai kain untuk menyelimuti Rabiah. Si ayah telah memperoleh tiga orang puteri dan Rabi’ah adalah puterinya yang keempat. Itulah sebabnya ia dinamakan Rabi’ah. “Pergilah kepada tetangga kita si Fulan dan mintalah sedikit minyak sehingga aku dapat menyalakan lampu,” istri

Malik Bin Dinar (Si Anak Uang Emas)

Malik Bin Dinar (Si Anak Uang Emas) Malik bin Dinar al-Sami adalah putera seorang budak berbangsa Persia dari Sijistan (Kabul) dan menjadi murid Hasan al-Bashri. Ia terhitung sebagai ahli Hadits Shahih dan merawikan Hadits dari tokoh-tokoh kepercayaan di masa lampau seperti Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Malik bin Dinar adalah seorang kaligrafer (penulis) Al-Qur'an yang terkenal. Ia meninggal sekitar tahun 130 H/748 M. AWAL JULUKANNYA Ketika Malik dilahirkan, ayahnya adalah seorang budak tetapi Malik adalah seorang yang merdeka. Orang-orang mengisahkan bahwa pada suatu ketika Malik bin Dinar menumpang sebuah perahu. Setelah berada di tengah lautan, awak-awak perahu rneminta: “Bayarlah ongkos perjalananmu!”. “Aku tak mempunyai uang”, jawab Malik. Awak-awak perahu memukulinya hingga ia pingsan. Ketika Malik siuman, mereka menagih ongkos lagi: “Bayarlah ongkos perjalananmu!”. “Aku tak mempunyai uang”, jawab Malik sekali lagi, dan untuk kedua kalinya mereka m

Keramatnya Hasan Al Bashri

Keramat Para Sufi dan Wali Hasan bin Abil Hasan al-Bashri lahir di kota Madinah pada tahun 21 H/642 M. Ia adalah putera dari seorana budak yang ditangkap di Maisan, kemudian menjadi klien dari sekretaris Nabi Muhammad. Zaid bin Tsabit. Karena dibesarkan di Basrah ia bisa bertemu dengan banyak sahabat Nabi, antara lain,seperti yang dikatakan orang dengan tujuh puluh sahabat Nabi yan turut dalam Perang Badar. Dengan demikian ia adalah tokoh sufi yang masih sempat berguru kepada para sahabat nabi, karena itu Hasan Bashri dikenal sebagai guru besar kaum sufi, petuah-petuahnya dijadikan pegangan kaum sufi. Hasan tumbuh menjadi seorana tokoh di antara tokoh-tokoh yana paling terkemuka pada zamannya, dan ia termasyhur karena keshalehannya yang teguh. Secara blak-blakan ia membenci sikap kalangan atas yang berfoya-foya. Di kalanaan para sufi ia dimuliakan sebagai salah seoran- tokoh-tokoh suci yang terbesar pada masa awal sejarah Islam. Memang demikian, ialah yang diakui sebagai

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Ka
Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.