Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hidayah

KEMATIAN TRAGIS SANG LINTAH DARAT

KEMATIAN TRAGIS SANG LINTAH DARAT  Dalam Al-Qur'an, surah al-Baqarah (2): 275, disebutkan bahwa Allah mengharamkan riba. Dan orang yang mengulang-ulangi mengambil riba padahal telah datang peringatan itu, tempatnya di neraka.  Suasana pasar di Desa Bukit Randu pagi itu belum begitu ramai. Para pedagang yang baru membuka kios dan toko masih sibuk menata barang-barang dagangannya. Mbok-mbok bakul yang biasa menjemput rezeki dengan menggelar jualannya beralas tikar, di sela-sela gang pasar atau di emperan toko, juga baru datang. Mereka saling berharap, hari itu dagangan mereka laku banyak. Himpitan kebutuhan yang kian mencekik leher membuat beban hidup para bakul kecil itu semakin berat. Maka, banyak di antara mereka yang terpaksa meminjam uang pada bank thithil dan lintah darat. Walau harus membayar bunga tinggi. Di saat pasar masih sepi dan pembeli belum banyak yang datang Mbok Katemi sudah mendatangi para bakul. Dengan tas besar yang terkempit di ketiaknya dan buku

NASIB SANG PELACUR, MAYATNYA PENUH BOROK

NASIB SANG PELACUR, MAYATNYA PENUH BOROK Allah berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." [QS. Al-lsra: 32] Di tepi jalan di Desa Bulus, di Kota T, ada sebuah warung rujak yang selalu ramai pembeli. Pemiliknya bernama Bu Rika, seorang janda ‘bahenol’. Anehnya, pembelinya kebanyakan para lelaki yang suka main perempuan. Baik tua maupun muda, kalau sudah duduk di warung itu seolah enggan beranjak. Bahkan pembeli rujak pun merasa sungkan karena banyaknya lelaki nongkrong. Di tinggal suami menghadap Sang Ilahi, bukannya lebih khusyuk mendoakan arwah sang suami, Bu Rika malah menjadi pelacur. Ia sangat menjaga penampilannya dan hobi mengkoleksi baju seksi. Tubuhnya yang mulus selalu wangi. Tubuhnya selalu ditaburi parfum, lotion dan bedak. Badannya yang molek, jika berjalan seperti bebek bergoyang. Banyak lelaki yang jatuh dalam pelukannya, bahkan seorang pejabat daerah pu

Kematian Tragis di Malam Idul Fitri

"Hidayah" Kematian Tragis di Malam IdurFitri Di saat seluruh umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan dengan takbir dan tahmid, lelaki itu meninggal dunia begitu mengenaskan. Lidahnya menjulur dan matanya melotot. Jenazahnya pun terus berbalik arah ketika akan dimakamkan. Petang hampir sirna, Berganti serinai malam yang perlahan jatuh di altar langit. Adzan Maghrib baru berkumandang di sejumlah masjid dan mushala.  Tanda bulan suci Ramadhan baru berakhir dan malam lebaran akhirnya tiba. Gema takbir membahana dan tahmid menggema dari segenap penjuru kampung. Namun, suara takbir dan tahmid itu serasa tak menyentuh kalbu Sumadi (36 tahun, bukan nama sebenarnya). Ia sepertinya tak peduli dengan hari lebaran, hari di mana umat Islam dianugerahi kemenangan usai menunaikan ibadah puasa selama sebulan Ia hanya duduk diam, tercenung di teras rumah dengan memegang botol minuman keras.  Pandangannya kosong menatap langit. Sorot matanya menerawang jauh, seakan meli

Asmara Dua Dunia Si Salim

"Hidayah" Asmara Dua Dunia Si Salim . Tak disangka-sangka, Nyonya Siska (38 tahun), langsung setuju ketika Karim menceritakan seputar Salim. Ia begitu percaya dengan omongan supirnya, Karim yang saleh dan setia. "Coba, Rim, kamu suruh kemari kawanmu itu. Biar ibu yang langsung wawancara,” tutur Nyonya Siska kepada Karim agar ia menghubungi Salim, mengabarkan berita gembira itu. Keesokan harinya, Salim sudah meluncur ke kantor Karim. Ia langsung bertemu dengan Karim dan dibawa ke ruangan Nyonya Siska biasa bekerja. Pada momen pertama inilah, dewi cinta menebar auranya. Saat pertama kali memasuki ruangan dan saling berjabat tangan, baik Salim dan Nyonya Siska sedikit salah tingkah. Nyonya Siska nampak begitu terpesona melihat Salim yang tinggi dan tampan, namun nampak polos dan tulus. Salim sendiri sempat terpukau ketika melihat Nyonya Siska yang biasa disebut-sebut Karim itu nampak terlihat cantik, anggun dan berwibawa. Dan dawai asmara pun bergetar saat pandangan

Lumpuh di Pusara Ibu

Hidayah, dengan Judul Lumpuh di Pusara Ibu. Ketika saudara semuslim lainnya merayakan kemendangan, ia malah menikmati penderitaan. Ia menangis dan meratap-ratap pilu di pusara ibunya, dengan kondisi satu kakinya yang lumpuh. Sebuah munajat terdengar lirih selepas Shubuh. Suara perempuan tua yang bergetar-getar, bergumul dengan isak tangis : " Ya Allah.... berikanlah keselamatan untuk anakku selama ia pergi merantau. Berilah ia kesuksesan....."  Mukena yang dikenakannya mulai basah oleh butir-butir air mata yang kian deras mengalir. Ia masih tersedu-sedu. Hatinya masih berharap-harap cemas. Halima, nama perempuan itu. 60 tahun, usianya, Ia sejatinya ridha melepaskan anaknya mengais rezeki di Kota Besar, tapi dadanya masih terasa sesak. Perasaan takut kehilangan untuk kedua kalinya menyergap batinnya. Ia khawatir akan berjibaku dalam kesepian untuk kedua kalinya. Ya, selepas suaminya meninggal dunia 10 tahun lalu, ia memilih tidak menikah lagi. Dan kini, Salim, 24 tah
Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.