Langsung ke konten utama

Hakikat Ilmu Ladunni dan Sebab-sebab Perolehannya

Cetak Roll Banner, XBanner, Spanduk, Backdrop, Photo Paper, Kanvas, Bendera

Hakikat Ilmu Ladunni dan Sebab-sebab Perolehannya


Ketahuilah bahwa ilmu ladunni adalah berjalannya cahaya ilham. Ia terjadi setelah jiwa mengalami kesempurnaan, sebagaimana yang difirmankan Allah swt.: “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya.” (QS. Al Syams: 7). Jiwa yang demikian kembali dengan tiga hal.
Pertama, menghasilkan semua ilmu dan mengambil bagian lebih banyak.

Kedua, latihan batin yang benar dan muraqabah (selalu merasa dirinya diawasi Allah) yang tepat. Nabi saw. menunjukkan hakikat ini dengan bersabda: l'Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, maka Allah mewariskan [nya] ilmu yang belum diketahuinya.”
Ketiga, berpikir. Jika jiwa belajar dan melakukan latihan spiritual dengan ilmu, kemudian memikirkan apa yang telah -diketahuinya dengan memenuhi syarat-syarat berpikir, maka dibukakan padanya pintu gaib. Ini seperti pedagang yang membelanjakan hartanya dengan memenuhi syarat-syarat perdagangan, maka akan dibukakan untuknya pintu-pintu keuntungan. Jika ia berjalan di jalan kesalahan, maka ia akan terjatuh di tempat yang merugikan. Pemikir jika berjalan di jalan kebenaran, ia akan menjadi seorang alim yang masuk golongan ulul albab, lalu dibukakan untuknya rahasia-rahasia ilmu gaib dalam hatinya, sehingga ia menjadi seorang alim yang sempurna dan memiliki akal yang senantiasa terilhami. Rasulullah saw. bersabda: “Berpikir sesaat lebih baik daripada ibadah selama 60 tahun. ”

Syarat-syarat berpikirtelah kami himpun dalam buku kami yang lain karena ini memang persoalan yang sangat penting dan butuh penjelasan tambahan dan pertolongan Allah. Sekarang kami menutup risalah ini. Risalah ini sudah cukup memberi keterangan bagi ahlinya. Allah swt. berfirman: “Dan barangsiapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tidaklah ia mempunyai cahaya sedikit pun.} (QS. Al Nur: 40).

Allah adalah Penolong orang-orang mukmin dan kepada-Nya mereka berserah diri. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kami, Muhammad saw., keluarga dan para sahabatnya. Kami cukup dengan Allah dan Allah adalah sebaik-baik wakil. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah, Dzat Yang Maha Luhur dan Agung. Hanya kepa-daNya kepercayaanku dalam setiap waktu dan keadaan. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Postingan Terbaru

Komentar

Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.