Langsung ke konten utama

Syukur, Pakaian, Bangun Tidur, Siwak, Merias Diri, Bersuci

Cetak Roll Banner, XBanner, Spanduk, Backdrop, Photo Paper, Kanvas, Bendera
Dalam setiap nafas ada nikmat Allah. Engkau merasakan nikmat itu jika engkau senantiasa mensyukurinya. Tingkatan syukur yang paling rendah adalah mengakui seluruh nikmat dari Allah, ridla atas apa yang telah diberikanNya, dan tidak mempertentangkannya. Kesempurnaan syukur adalah meng­akui dengan lidah sirr atau lidah rahasia yang menyatakan bahwa seluruh makhluk tidak mampu mensyukuri nikmat Allah yang paling kecil pun, walaupun ia telah berusaha keras.

Mengapa demikian? Karena bersyukur itu sendiri juga nik­mat Allah. Taufiq yang mendorong seorang hamba untuk bisa bersyukur juga nikmat. Kemudian ia menjalankan syukur dan syukur yang dijalankan itu juga nikmat. Mensyukuri syukur juga nikmat. Mensyukuri syukur atas syukur-syukur yang ba­nyak wajib dilakukan, dan kemampuan ini juga nikmat. Karena itu, kamu wajib senantiasa bersyukur atas seluruh nikmat Allah yang tidak ada batasnya. Jika Allah telah menguasakan ma'rifat kepada seorang hamba, syukur akan memanggulnya, lalu ia sela­lu bersyukur dan ridha kepada Allah dan Allah ridla kepadanya. "Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapatdi halangi." (QS.Al lsra':20).

Pakaian adalah nikmat Allah yang diberikan kepada ham­baNya agar bisa menutupi kulitnya. Akan tetapi, pakaian taqwa adalah pakaian yang terbaik. Sebaik-baik pakaianmu adalah pakaian yang tidak melupakan batinmu dari mengingat Allah. Jika engkau mengenakan pakaian, maka ingatlah bahwa cinta Allah merupakan pakaian yang menutupi hamba-hambaNya. Karena itu,janganlah kamu membuka aib siapapun yang eng­kau ketahui. Sibukkanlah dirimu dengan aib-aib dirimu sendiri, lalu tutupilah dengan terus-menerus butuh kepada Allah untuk senantiasa menyucikanNya.
Jika seorang hamba melupakan dosa-dosanya, maka jelas demikian itu menjadi siksa bagi dirinya. Ia akan semakin berani berbuat maksiat dan rajin menambah kemasiatan-kemaksiat­annya. Jika ia sadar, lalu bangkit dari tidur kelupaannya, maka tiba-tiba dosa-dosanya terpampang di depan mata hatinya. Ha­tinya tersiksa karena takut. Jiwanya bergetar hebat. Kemudian mata batinnya menangis menguras air mata hatinya, dan tangis­an itu merembet ke mata zahirnya sampai air duka dan ketakut­an mengalir dari kelopak matanya. Ketakutan benar-benar men­cengkeram jiwanya, lalu timbul rasa malu dan menyesal, kemu­dian kembali ke pangkuan Tuhannya. Sebaliknya, bila seorang hamba selamanya mengandalkan daya dan kekuatan dirinya, maka ia terputus dari daya dan kekuatan Allah. Oleh sebab itu, lemparkanlah angan-angan dan ibadahmu di antara khauf dan raja'. ''Dan sembahlah Tuhanmu sampai keyakinan mendata­ngimu." (QS. Al Hijr: 99).

Jika kamu bangun dari tidurmu, maka bangunkanlah hati­mu dari pembaringan kebatilan. Setelah itu, kerahkanlah seluruh jiwa-ragamu untuk dihadapkan kepada Dzat Yang menghidup­kan mu dan tolaklah keinginan untuk kembali kepada dirimu. Bangunlah dengan segenap pikiranmu. lalu terbanglah ke ke­rajaan langit dengan hatimu. Jangan dibiarkan hatimu meng­ikuti nafsumu, karena nafsu condong ke kerajaan dunia.

''Hanya kepadaNyalah naik perkataan-perkataan baik dan amal salih dinaikkan [kehadirat]Nya." (QS. Fathir: 10).

Siwak
Gunakanlah siwak karena ia menyucikan mulut sehingga menjadi tempat yang diridhai Allah. Sucikanlah zahir dan ba­tinmu dari kotoran akhlak yang buruk. Murnikan amalmu dari kekeruhan riya' dan ujub. Bangunlah hatimu dengan kejernih­an dzikir, dan tinggalkan sega]a sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu, bahkan membahayakanmu.
 
Merias Diri Jika kamu merias diri untuk memenuhi hajatmu, maka lakukanlah, tetapi juga renungkan. Sesungguhnya kelapangan terdapat dalam menghilangkan najis. Bebaskanlah dirimu dari   dirimu, tundukkanlah angan-anganmu, tutuplah pintu kesombongan, bukalah pintu penyesalan, duduklah di atas hamparan lantai pertobatan, berjuanglah mengutamakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kamu juga harus bersabar untuk mendapatkan hikmahNya. Sucikanlah keburukanmu dengan meninggalkan kemarahan dan syahwat. Gunakanlah rana cin­ta (harap) dan takut untuk dijadikan pendayung menuju Allah. Sesungguhnya Allah memuji kaum yang mengarungi samudra ma'rifat dengan cinta (harap) dan takut. 
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (QS. Al Anbiya': 90).

Jika kamu bersuci, maka pikirkanlah kesucian dan keber­sihan air Sebelum berwudlu, air disucikan dan dibersihkan dari kotoran. Allah telah menjadikan air sebagai sumber keberkahan. "Dan Kami turunkan dari langit air yang berkah (banyak man­faatnya)." (QS. Qaf: 9). Air itu kamu pakai untuk membasuh ang­gota tubuh yang telah ditetapkan Allah sebagai anggota wudlu. Buatlah kejernihanmu bersama Allah seperti kejernihan air. Pada waktu berwudlu, basuhlah wajah hatimu dari meman­dang kepada selain Allah, basuhlah kedua tanganmu dari men­jangkau sesuatu yang selain Allah, usaplah kepalamu dari rasa bangga dengan selain Allah, dan basuhlah kedua kakimu dari langkah-langkah yang menuju ke selainNya. Saya memuji Allah atas apa yang diilhamkanNya kepadamu dari agamanya. 
Tag : Syukur, Pakaian, Bangun Tidur, Siwak, Merias Diri, Bersuci
Baca Selanjutnya Keluar Rumah Menuju Mesjid
Postingan Terbaru

Komentar

Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.